ISPtimes.com – Air adalah komponen vital bagi tubuh manusia. Kendati, jika kekurangan cairan dapat memicu dehidrasi, kelebihan cairan atau overhidrasi juga bisa berdampak serius bahkan berisiko fatal bagi kesehatan.
Ginjal berfungsi bukan hanya sebagai penyaring utama, tetapi juga pengatur keseimbangan cairan, garam, dan mineral di dalam tubuh.
Jika tubuh menerima terlalu banyak air, kadar natrium dalam darah bisa turun drastis, memicu kondisi medis yang disebut hiponatremia.
Dalam kondisi ini, ginjal harus bekerja ekstra keras. Awalnya tidak terasa, kendati dalam jangka panjang bisa menimbulkan tekanan pada fungsi ginjal serta mengganggu keseimbangan cairan tubuh.Berapa Banyak Air yang Ideal?
Kebutuhan cairan setiap orang berbeda, bergantung pada usia, aktivitas fisik, kondisi kesehatan, dan iklim tempat tinggal.
* Ginjal orang dewasa yang sehat rata-rata hanya mampu memproses sekitar 0,8–1 liter air per jam.
* Rekomendasi umum untuk orang dewasa sehat adalah 2,5–3,5 liter cairan per hari, yang bisa berasal dari air putih, makanan, maupun buah-buahan. Artinya, aturan 8 gelas per hari tak selalu berlaku sama untuk semua orang. Tubuh tetap harus mendengarkan sinyal alami haus sebagai panduan terbaik.
Dampak Negatif Terlalu Banyak Minum Air
Overhidrasi bukan sekadar sering buang air kecil. Dalam kasus ekstrem, tubuh bisa mengalami:
* Sakit kepala dan mual
* Kebingungan dan disorientasi
* Kejang
* Pembengkakan otak akibat ketidakseimbangan elektrolit
Atlet, misalnya, berisiko mengalami keracunan air ketika mengganti cairan tanpa menyeimbangkan elektrolit setelah latihan intens.
Sedangkan bagi penderita gangguan ginjal atau jantung, overhidrasi dapat memperparah pembengkakan, meningkatkan tekanan darah, hingga menyebabkan retensi cairan berbahaya.
Menjaga hidrasi tidak harus dengan minum banyak air putih sekaligus. Konsumsi makanan tinggi kandungan air seperti mentimun, melon, dan jeruk bisa membantu.Minuman seperti air kelapa, teh herbal, atau buttermilk juga memberikan tambahan elektrolit yang bermanfaat.
Selain itu, pola minum bertahap sepanjang hari jauh lebih aman daripada mengonsumsi air dalam jumlah besar sekaligus.
Bahkan suhu air juga berpengaruh air bersuhu ruangan atau sedikit dingin lebih mudah diserap tubuh dibandingkan air es yang terlalu dingin. (*)















