ISPtimes.com – Sejak dua bulan terakhir harga telur di pasar anjlok atau menurun. Harganya bahkan terjun ke Rp15 ribu per kilo gram (kg).
Ya, Berdampak, para petani telur merugi puluhan juta rupiah. Mereka pun berharap pemerintah bisa memberi solusi terkait anjloknya harga telur.
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Ahmad Muzani mengatakan, hal ini tidak boleh terus berlarut. Sebab, jumlah peternak ayam petelur tidaklah sedikit. Yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera, hingga Sulawesi. Bahkan hampir ada di setiap provinsi.
“Jika dibiarkan bisa menjadi beban baru. Apalagi telur merupakan komoditas penting untuk rakyat Indonesia sejak dulu hingga sekarang. Telur menjadi sumber protein tinggi yang murah meriah dan sangat digemari rakyat,” kata Ahmad Muzani dikutip Referensi.com, jejaring ISPtimes.com, Kamis 8 Oktober 2021, di Jakarta.
Menurutnya, ada beberapa hal yang menyebabkan harga telur terjun bebas. Salah satunya karena tingginya harga pakan ayam, yang mengakibatkan produksi ayam petelur menjadi tinggi dampak penerapan PPKM.
Sementara, serapan di pasar masih rendah. Walhasil, produksi yang melimpah tidak bisa terserap maksimal oleh pasar. Harga telur pun lantas terus menurun. Akibatnya, sejumlah peternak ayam petelur merasakan kerugian.
“Rendahnya harga telur dipicu harga pakan yang tinggi. Ini menyebabkan produksi ayam menjadi mahal, sementara harga telur menjadi jatuh. Hotel-hotel juga bisnis restoran belum semuanya pulih dan normal, itulah kenapa harga telur jatuh efek dari kebijakan PPKM,” ucap Sekjen Partai Gerindra itu.
Pemerintah Harus Ada Solusi
Muzani berharap pemerintah segera memberi solusi terkait harga telur yang anjlok atau menurun. Semisal melalui sumber dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp321,2 triliun serta anggaran UMKM sebesar Rp27,28 triliun.
Partai Gerindra berkeyakinan bahwa jatuhnya harga telur di pasaran yang merugikan peternak ayam layer ini dapat teratasi dari sumber APBN yang tersepakati antara DPR dan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 30 September lalu.
“Akumulasi dari kerugian para peternak ayam telur bisa hingga triliunan rupiah. Itulah mengapa mereka berharap perhatian pemerintah. Maka Partai Gerindra berharap pemerintah bisa memberi bantuan pada para peternak ayam telur melalui dana PEN atau UMKM yang baru saja disetujui DPR Tahun Anggaran 2022 mendatang. Sehingga para peternak dapat bertahan meski harga telur jatuh dan merugi,” ungkap Muzani.
Terpisah, Ketua Peternak Unggas Sejahtera (Putera) di Blitar, Sukarman mengatakan, kondisi peternak mulai terganggu sejak pandemi Covid-19. Harga telur tidak stabil serta kerap menurun. Sedangkan harga pakan melambung tinggi, baik konsentrat, pabrikan, ataupun jagung.