Menengok Budaya Tadarus Saat Ramadhan di Ponpes Riyadhus Solihin

Para santri melakukan tadarus di mushola Pondok Pesantren Yatim Piatu dan Dhuafa Tahfidzul Quran Riyadhus Solihin, Bandar Lampung, Selasa (26/4/2021). ( Foto ISPtimes.com)

ISPtimes.com -Bulan Ramadan dianjurkan diisi dengan kegiatan bermanfaat, seperti tadarus Alquran. Aktivitas inilah yang rutin dilakukan santri di Pondok Pesantren Yatim Piatu dan Dhuafa Tahfidzul Quran Riyadhus Solihin, Bandar Lampung.

Tadarus di pesantren ini diikuti seluruh santri.
Di ponpes tersebut, seluruh kegiatan agama turut ditingkatkan, seperti tadarus quran, hafalan Al-quran, dan salat tarawih.

“Diutamakan hafalan selama Ramadan ini bisa bertambah. Kalau saya Alhamdulillah sudah empat juz,” kata salah satu santri, Rizki Rahmadani (16) di musala Ponpes, Selasa (21/4/2021).

Selain itu, seluruh santri juga ditargetkan untuk bisa mengkhatamkan Al-quran sebanyak lima kali. Kemudian, penambahan pembelajaran pondok, khususnya bahasa Arab.

“Alhamdulillah untuk khatam saya sudah tiga kali. Kami tadarus setiap setelah solat wajib dan setelah tarawih sampai jam 22.00,” katanya.

Pimpinan Ponpes Riyadhus Solihin Ismail Zulkarnain, menuturkan tadarus dilakukan santrinya selama lima kali sehari. “Setiap habis salat mereka tadarus,” katanya.

Bahkan, untuk menstimulan santrinya khatam Quran, dirinya memberikan reward alias penghargaan. “Kita kasih Rp100 ribu setiap yang khatam Quran. Kalau dia bisa 10 kali khatam kan bisa Rp1 juta,” ujarnya.

Konsep Riyadhus Solihin kata Abah sapaan akrabnya. Para santri dimanjakan dengan segala fasilitas kelas wahid.

“Semua di sini mereka gratis dari kebutuhan sehari-hari seperti sabun, pakaian, makan termasuk biaya sekolah kita yang tanggung,” katanya. Riyadhus Solihin kata Ismail tidak menjual kemiskinan dan kesedihan anak yatim piatu.

Namun, justru anak yatim piatu diberikan kesenangan dan kebahagiaan. “Tapi yatim piatu menjual kehormatan bukan kemiskinan. Kami mencetak anak yatim menjadi memiliki harga diri dan kehormatan,” jelasnya.

Abah juga menambahkan ada banyak yang sukses ketika sudah menjadi alumni Riyadhus Solihin kata Ismail. Para santri ada yang menjadi abdi negara seperti anggota TNI, Polri, guru, dan perawat dan profesi lain.(Red)

 


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *